Orang Kaya Bisa Dilihat dari Wajahnya, Ini Penjelasannya Menurut Ahli

Orang Kaya, Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos
Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos/Business Insider

Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Universitas Glasgow, Skotlandia, telah melakukan survei terhadap masyarakat untuk menentukan ciri-ciri wajah orang kaya berdasarkan penilaian mereka.

Penelitian ini dilakukan terhadap peserta berkulit putih dari budaya Barat, dan bertujuan untuk menentukan fitur wajah mana yang dikaitkan dengan status sosial tinggi atau rendah, berdasarkan persepsi masyarakat.

Temuan dari studi ini, yang diterbitkan dalam APA Journal of Experimental Psychology, menyimpulkan bahwa orang-orang dengan ciri-ciri wajah seperti mata yang lebih sipit, mulut yang tersenyum dan terangkat, alis yang terangkat, jarak mata yang rapat, serta kulit yang cerah dan hangat, akan terlihat lebih kaya menurut penilaian masyarakat.

Selain itu, orang-orang juga mengasosiasikan fitur wajah yang disebutkan sebelumnya dengan sifat-sifat seperti kepercayaan, kompetensi, dan kehangatan. Ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tidak hanya terbatas pada status sosial, tetapi juga mencakup penilaian terhadap karakter dan kepribadian berdasarkan ciri-ciri fisik yang terlihat pada wajah seseorang.

Sketsa Penelitian wajah orang kaya dan miskin
Sketsa Penelitian wajah orang kaya dan miskin/New york post

Sementara itu, orang-orang dengan ciri-ciri wajah seperti lebih lebar, lebih pendek, dan datar, serta mulut yang lebih rendah dan kulit yang lebih dingin, cenderung dipandang sebagai kelas bawah, kurang dapat dipercaya, dan kurang kompeten. Meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam penelitian tersebut, CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Amazon Jeff Bezos, keduanya merupakan miliarder sukses, memiliki beberapa ciri-ciri wajah yang disebutkan dalam penelitian.

Mark Zuckerberg memiliki ciri wajah yang cenderung sempit, sementara Jeff Bezos memiliki kulit yang hangat dan kemerahan. Ini menunjukkan bahwa sementara penelitian tersebut memberikan gambaran umum tentang persepsi masyarakat terhadap ciri-ciri wajah yang terkait dengan status sosial, karakter, dan kepercayaan, realitasnya dapat jauh lebih kompleks dan tidak semua individu akan cocok dengan stereotip yang ada.

mark zuckerberg
Mark Zuckerberg/AFF

Melansir New York Post, Penulis penelitian, Dr. R. Thora Bjornsdottir, mengomentari tentang bagaimana penilaian terhadap penampilan dapat memiliki konsekuensi yang merugikan.

Dr. Bjornsdottir menyatakan bahwa orang yang dianggap memiliki status sosial tinggi atau rendah seringkali juga dinilai memiliki sifat-sifat yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Penilaian semacam ini dapat terbentuk bahkan hanya dari penampilan wajah seseorang, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan konsekuensi yang signifikan, termasuk merugikan mereka yang dianggap berasal dari kelas sosial yang lebih rendah.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan stereotip dan prasangka yang mungkin muncul dari penilaian berdasarkan penampilan, serta dampak negatifnya terhadap individu yang mungkin menjadi sasaran stereotip tersebut. Ini menyoroti perlunya lebih banyak kesadaran dan pemahaman tentang keragaman dan kompleksitas individu di masyarakat.

Profesor Rachael E. Jack, seorang ahli bidang Computational Social Cognition, berharap bahwa penelitian ini dapat membantu mengungkap dan mencegah bias masyarakat di masa depan. Ia menyatakan, “Penelitian kami menunjukkan bagaimana atribut wajah tertentu memainkan peran kunci dalam mengaitkan persepsi kelas sosial dengan stereotip terkait. Temuan ini tidak hanya berharga untuk meningkatkan pemahaman kita tentang teori-teori persepsi sosial yang penting, tetapi juga dapat mendukung intervensi di masa depan yang dirancang untuk mengatasi persepsi-persepsi yang bias.”

Dengan demikian, harapannya adalah bahwa pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara atribut wajah dan stereotip kelas sosial dapat membuka jalan untuk intervensi dan upaya yang dapat mengurangi dampak negatif dari penilaian berdasarkan penampilan wajah.

Jeff Bezos
Jeff Bezos/AFP

Studi dari Universitas Toronto pada tahun 2017, yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, merupakan salah satu dari beberapa penelitian yang mencoba menilai status kekayaan seseorang hanya dengan melihat wajahnya. Penelitian ini menemukan bahwa wajah seseorang dapat mengindikasikan apakah mereka kaya atau miskin. Dalam penelitian ini, peserta diminta untuk menebak status kekayaan orang sungguhan berdasarkan foto, dan peserta penelitian berhasil menebak dengan akurasi sekitar 53%.

Nicholas Rule, salah satu rekan penulis studi tersebut, menjelaskan, “Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita merasa tidak sedang mengekspresikan sesuatu, sisa-sisa emosi tersebut masih ada.”

Temuan ini menyoroti potensi bahwa ekspresi wajah dan karakteristik fisik lainnya dapat memberikan petunjuk tentang latar belakang sosial dan ekonomi seseorang, meskipun tentu saja, penilaian semacam itu harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan menyadari adanya potensi bias dan kesalahan.