Karyawan Tergeser AI, PHK Amazon Kembali Terjadi Pada Divisi Alexa

PHK Amazon Kembali Terjadi
Amazon PHK ratusan karyawan di divisi Alexa pada (17/11/2023) lalu/Dreamstime

PHK Amazon terhadap karyawan merupakan langkah yang tidak mengejutkan, mengingat perusahaan telah menyatakan bahwa mereka akan memfokuskan pengembangan kecerdasan buatan generatif di masa mendatang.

Sebuah email anonim mengungkapkan bahwa ratusan karyawan yang terlibat dalam proyek Alexa di Amazon telah di-PHK. Namun, juru bicara Amazon, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai jumlah karyawan yang terkena dampak PHK tersebut.

Alexa adalah salah satu asisten virtual paling populer di dunia, tetapi perusahaan tampaknya percaya bahwa teknologi kecerdasan buatan generatif memiliki potensi yang lebih besar untuk pengembangan produk dan layanan baru.

Kecerdasan buatan generatif adalah bidang kecerdasan buatan yang berfokus pada pengembangan algoritma yang dapat menciptakan konten baru, seperti teks, gambar, dan musik. Teknologi ini memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengembangan produk baru, personalisasi layanan, dan kreasi konten.

Amazon bukan satu-satunya perusahaan yang berinvestasi dalam kecerdasan buatan generatif. Perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Google, Microsoft, dan Meta, juga telah menyatakan komitmen mereka untuk mengembangkan teknologi ini.

Pemangkasan Biaya Beberapa Divsi Terjadi Sejak Tahun Lalu

CEO Amazon, Andy Jassy, mengungkap bahwa perusahaan telah melakukan pemangkasan biaya sejak tahun lalu karena menghadapi penurunan ekonomi dan perlambatan pertumbuhan bisnis ritel utamanya. Dalam upaya ini, mereka melaksanakan PHK terbesar dalam sejarah perusahaan dengan lebih dari 27.000 karyawan yang terkena dampak, serta menghentikan berbagai inisiatif yang tidak memberikan keuntungan.

Sebelumnya, Amazon telah melakukan pemangkasan karyawan di divisi perangkat dan layanan, termasuk tim yang bekerja pada Alexa.

Sejak peluncurannya pada tahun 2014, Amazon telah mengalokasikan investasi besar untuk pengembangan Alexa, menarik talenta terbaik dalam upaya mengembangkan teknologi ini.

Strategi ini sebagian besar dipandu oleh visi Jeff Bezos, yang memperkenalkan Alexa secara pertama kali. Kepercayaan kuat Bezos terhadap potensi teknologi suara ini menjadi landasan utama dalam keyakinannya bahwa suara akan memainkan peran kunci dalam cara orang berinteraksi dengan komputer di masa depan.

Amazon memiliki sekitar 5.000 orang yang bekerja di divisi Alexa dan Echo. Meski begitu, mesin suara seperti Alexa menghadapi persaingan yang semakin ketat dari teknologi kecerdasan buatan generatif dan chatbot seperti ChatGPT dari OpenAI.

Pada September 2022, Amazon melakukan pembaruan signifikan untuk Alexa yang terkait dengan kecerdasan buatan generatif, memungkinkannya untuk menulis pesan atas nama pengguna.

Perubahan kepemimpinan terjadi di unit yang bertanggung jawab atas Alexa setelah kepala divisi perangkat sebelumnya, Dave Limp, pindah ke perusahaan roket milik Bezos, Blue Origin. Penggantinya adalah Panos Panay, seorang eksekutif berpengalaman dari Microsoft.

Meskipun menghadapi tantangan, Daniel menyatakan bahwa Amazon tetap “mendorong inovasi dengan Alexa” dan mencatat bahwa pengguna berinteraksi dengan asisten virtual ini “puluhan juta kali setiap jamnya”.

Menurut amazon, saat ini lebih dari 500 juta perangkat Alexa telah tersebar di rumah konsumen, menunjukkan penetrasi yang signifikan dalam pasar.

PHK Amazon terhadap karyawan Alexa kemungkinan akan berdampak pada pengembangan asisten virtual tersebut di masa mendatang. Namun, perusahaan telah menyatakan bahwa mereka akan tetap berinvestasi dalam Alexa, dan mereka berharap untuk terus mengembangkan asisten virtual tersebut di tahun-tahun mendatang.