Kenali 11 Jenis Ular Hijau di Indonesia, Tidak Semuanya Berbisa!

Ular Hijau
Ular bajing hijau/pixabay

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk banyak jenis ular yang hidup di dalamnya. Salah satu kelompok ular yang sering menarik perhatian adalah ular hijau. Ular hijau adalah kelompok yang mencakup berbagai spesies ular dengan ciri khas warna tubuh yang cenderung hijau atau berseni.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua ular hijau berbisa. Dalam artikel ini, menghimpun dari berbagai sumber, kita akan menjelajahi beberapa jenis ular hijau yang ditemukan di Indonesia dan mengungkap pesona serta fakta menarik di balik makhluk ini.

Jenis Ular Hijau di Indonesia

Indonesia adalah rumah bagi berbagai jenis ular hijau yang hidup di berbagai pulau dan ekosistem. Beberapa jenis ular hijau yang dapat ditemukan di Indonesia meliputi:

1. Ular Pucuk (Ahaetulla Prasina)

Ular Pucuk (Ahaetulla Prasina)
Ular Pucuk (Ahaetulla Prasina)

Ular Pucuk adalah salah satu jenis ular pohon yang memiliki tubuh ramping dan panjang. Ular ini berwarna hijau daun dengan garis kuning tipis di pinggir tubuhnya. Ular ini hidup di berbagai habitat, mulai dari hutan, perkebunan, hingga pekarangan rumah.

Ular ini memakan kadal, cecak, katak, dan burung kecil. Ular ini berkembang biak dengan cara ovovivipar, yaitu melahirkan anak ular yang sudah menetas di dalam tubuhnya. Ular ini berbisa, tetapi tingkat bisanya rendah jadi tidak berbahaya bagi manusia.

Selain ramping, ular ini memiliki bentuk kepala yang runcing seperti anak panah, serta tinggal di pepohonan, tanaman, atau semak-semak. Ular ini memiliki mata yang agak besar dengan pupil mendatar (horizontal), seolah-olah sedang memejamkan mata.

Ular ini juga memiliki kemampuan untuk memipihkan lehernya dan menampilkan tepian sisik yang berwarna hitam, putih, atau biru pucat sebagai bentuk pertahanan diri. Ular Pucuk memiliki sebaran yang cukup luas di Asia dan banyak ditemukan di India, China, dan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Filipina

2. Ular Terbang (Chrysopelea)

Ular Terbang (Chrysopelea)
Ular Terbang (Chrysopelea)

Ular hijau Chrysopelea adalah kelompok yang mencakup beberapa spesies ular yang mendapat julukan “ular terbang” karena kemampuannya untuk meluncur dari pohon ke pohon. Mereka memiliki warna tubuh yang cenderung hijau atau hijau zamrud. Spesies ini ditemukan di berbagai pulau dan hutan lebat di Indonesia.

Ular terbang, umumnya tidak berbisa. Karena hidupnya dipepohonan, mereka cenderung berburu mangsanya seperti burung dan kecoak. Meskipun mereka mungkin memiliki jenis gigi bisa, mereka biasanya tidak dianggap sebagai ular berbisa yang berpotensi membahayakan manusia.

3. Ular Bajing (Gonyosoma)

Ular Bajing (Gonyosoma)
Ular Bajing (Gonyosoma)

Ular bajingk adalah spesies ular yang sering ditemukan di pepohonan. Mereka memiliki warna hijau yang indah dan cenderung hidup di hutan-hutan hujan. Ular ini berbisa, tetapi tidak berbahaya bagi manusia. Ular ini hanya berbisa lemah namun sangat agresif dan gigitannya menyakitkan.

Ular Bajing memiliki sebaran yang cukup luas di Asia. Ular ini banyak ditemukan di India, China, dan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Filipina.

4. Sanca Hijau (Morelia viridis)

Sanca Hijau (Morelia viridis)
Sanca Hijau (Morelia viridis)

Ular Sanca Hijau adalah spesies ular piton yang ditemukan di Pulau Papua dan kepulauan sekitarnya, serta Semenanjung Tanjung York di Australia. Ular ini dikenal dengan warnanya yang cerah, yang berkisar dari hijau tua hingga hijau muda. Ular ini juga memiliki pola bintik-bintik atau garis-garis yang dapat bervariasi dari individu ke individu.

Ular Sanca Hijau adalah ular arboreal, yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon. Mereka adalah predator oportunistik yang memakan berbagai hewan, termasuk mamalia kecil, burung, dan kadal. Ular ini juga diketahui memakan ular lain.

Ular Sanca Hijau adalah ular berukuran besar, yang dapat tumbuh hingga panjang 10 kaki. Ular ini tidak berbisa, tetapi gigitannya cukup kuat dan menyakitkan.

Ular Sanca Hijau adalah spesies yang terancam punah. Habitatnya telah menyusut karena deforestasi dan perburuan. Ular ini juga diperdagangkan secara ilegal sebagai hewan peliharaan.

5. Ular Bangkai Laut (Trimesurus Albolabris)

Ular Bangkai Laut (Trimesurus Albolabris)
Ular Bangkai Laut (Trimesurus Albolabris)

Ular Bangkai Laut adalah sejenis ular viper berbisa tinggi yang berbahaya. Ular ini memiliki tubuh yang berwarna hijau daun dengan bibir yang berwarna putih atau kuning. Ular ini hidup di pepohonan, semak-semak, atau bambu di berbagai habitat di Asia.

Ular ini memakan kadal, cecak, katak, dan burung kecil. Ular ini berkembang biak dengan cara ovovivipar, yaitu melahirkan anak ular yang sudah menetas di dalam tubuhnya. Ular ini memiliki taring yang bisa dilipat untuk menyuntikkan bisa hemotoksin yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, perdarahan, dan infeksi pada korban gigitannya.

Ular Bangkai Laut (Trimeresurus albolabris) memiliki sebaran yang cukup luas di Asia. Ular ini banyak ditemukan di India, China, dan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Filipina

6. Ular Hijau Ekor Merah (Trimeresurus Insularis)

Trimeresurus Insularis
Trimeresurus Insularis

Ular Trimeresurus Insularis, atau yang juga dikenal dengan ular hijau berekor merah, adalah subspesies pit viper berbisa yang masuk dalam keluarga ular beludak. Ular ini merupakan salah satu ular berbisa paling berbahaya di Indonesia, dan dapat ditemukan di beberapa wilayah, mulai dari Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Pulau Komodo, hingga Flores.

Trimeresurus Insularis memiliki ciri fisik yang khas, yaitu tubuh yang berwarna hijau atau kuning, dengan bibir berwarna putih. Namun, di Pulau Komodo, terdapat subspesies Trimeresurus Insularis yang memiliki warna tubuh biru langit yang unik dan langka. Ular ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 90 cm, dengan berat tubuh sekitar 2 kg.

Trimeresurus Insularis adalah ular nokturnal, yang aktif berburu pada malam hari. Mangsa utamanya adalah hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, burung, dan mamalia. Ular ini memiliki bisa hemotoksin yang sangat mematikan, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan, pendarahan internal, dan bahkan kematian.

Peran Penting Ular Hijau dalam Ekosistem

Banyak jenis ular hijau memiliki adaptasi khusus untuk hidup di pohon. Mereka memiliki tubuh yang ramping dan ekor yang panjang, yang memudahkan mereka untuk merayap di ranting-ranting dan melompat antara pohon-pohon. Ular hijau berbisa biasanya memiliki ciri khas kepala yang besar berbentuk segitiga.

Ular hijau memiliki peran penting dalam ekosistem. Mereka adalah predator yang membantu mengontrol populasi hewan-hewan kecil seperti serangga dan tikus. Selain itu, mereka juga dapat menjadi mangsa bagi pemangsa alami seperti burung pemangsa dan karnivora lainnya. Dengan demikian, ular hijau adalah bagian penting dari rantai makanan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Penutup

Meskipun seringkali mendapat julukan sebagai makhluk yang menakutkan, banyak ular hijau di Indonesia adalah makhluk yang tidak berbahaya dan bahkan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Penting untuk memahami perbedaan antara ular berbisa dan non-berbisa, serta menghormati keberadaan ular dalam lingkungan mereka. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat hidup berdampingan dengan makhluk ini dan tetap menjaga keanekaragaman hayati yang kaya di negeri ini.