Bulan atau Mars? Mana yang Lebih Cocok untuk Ditinggali Koloni Manusia

Permukaan Mars
Ilustrasi permukaan Mars/Getty Images

Seiring dengan pertambahan populasi di Bumi, sumber daya planet ini semakin terdegradasi, itulah sebabnya ada diskusi tentang perlunya mencari tempat tinggal baru.

Mars sering kali disebut sebagai kandidat potensial untuk menjadi rumah bagi manusia di masa depan. Namun, perjalanan menuju Mars memerlukan waktu berbulan-bulan, tergantung pada posisi relatifnya terhadap Bumi.

Perjalanan ke Mars juga merupakan tantangan yang besar. Bahkan, mengirimkan peralatan kecil saja memerlukan roket yang besar dan konsumsi bahan bakar yang besar pula, membuat pembangunan koloni di sana saat ini menjadi tidak mungkin.

Selain itu, penundaan dalam komunikasi bisa mencapai hingga 4 menit, yang berarti ada keterlambatan yang signifikan dalam meminta bantuan. Maka dari itu, prospek kolonisasi di Bulan, yang berjarak lebih dekat dengan Bumi, muncul sebagai alternatif yang menarik.

Meskipun demikian, mengapa para penjelajah luar angkasa tetap memilih Mars sebagai tujuan kolonisasi utama di masa depan? Ternyata, ada beberapa alasan yang mendasarinya.

Atmosfer

Masih terdapat kadar atmosfer menjadi salah satu alasan mengapa Mars dianggap lebih menjanjikan untuk dihuni daripada Bulan.

Seperti yang dikutip dari Science ABC, meskipun atmosfer Mars tidak dapat menampung oksigen bertekanan seperti yang dimiliki Bumi dan sangat penting untuk kehidupan, tetapi atmosfer tersebut masih memberikan perlindungan terhadap hujan meteoroid yang dapat merusak permukaan planet.

Atmosfer juga berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap sinar UV matahari, yang jika tidak ada, dapat menyebabkan risiko paparan berlebihan.

Di sisi lain, Bulan memiliki atmosfer yang sangat minim, sehingga fenomena hujan meteoroid yang merusak menjadi lebih umum. Selain itu, kurangnya lapisan atmosfer membuat manusia rentan terhadap paparan langsung sinar matahari yang dapat menyebabkan panas berlebihan dalam waktu singkat di Bulan.

Gravitasi

Gravitasi Mars lebih kecil daripada Bumi, tetapi masih cukup besar untuk menarik gas dan membentuk atmosfer. Meskipun gravitasinya hanya sekitar sepertiga dari Bumi, hal ini akan membutuhkan waktu bagi astronot untuk beradaptasi dengan perubahan gravitasi tersebut.

Namun, di Bulan, proses adaptasi akan memakan waktu lebih lama. Hal ini disebabkan karena gravitasi Bulan hanya sekitar seperenam dari gravitasi Bumi, sehingga perubahan gravitasi yang signifikan tersebut memerlukan penyesuaian yang lebih intensif.

Debu Bulan

Permukaan Bulan yang penuh dengan kawah dan berbatu dilapisi oleh lapisan debu Bulan yang dikenal sebagai regolith. Debu ini sangat halus sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam celah sempit dan menyebabkan kegagalan mekanis pada peralatan eksplorasi.

Kegagalan ini bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada mesin eksplorasi yang mahal dan bahkan mengancam keselamatan para penjelajah luar angkasa serta keberhasilan seluruh misi.

Keberadaan Air

Lunar Prospector dan Clementine Probe telah mengindikasikan bahwa Bulan memiliki sejumlah besar kandungan air yang tersimpan dalam jumlah miliaran metrik ton. Air tersebut terdapat dalam bentuk es di bawah lapisan tebal debu dan batuan.

Kehadiran air ini memiliki potensi besar karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk konsumsi manusia, pencampuran dengan makanan, serta sebagai komponen penting dalam sanitasi. Air juga bisa dipecah menjadi oksigen yang dapat digunakan untuk bernapas.

Meskipun demikian, para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin tentang keberadaan air di Bulan. Meskipun Lunar Prospector mendeteksi keberadaan hidrogen di sekitar kutub Bulan, harapan untuk menemukan air dalam jumlah yang signifikan setelah menabrakkan pesawat ke permukaan Bulan tidak terwujud.

Secara keseluruhan, Bulan tetaplah menjadi lingkungan yang keras, tandus, dan berbahaya untuk dihuni. Meskipun terdapat potensi sumber daya seperti air, tantangan teknis dan lingkungan yang ekstrem membuat penjelajahan dan potensi kolonisasi Bulan menjadi prospek yang kompleks dan menantang.