7 Negara Ini Memiliki Matahari Buatan, Seperti Apa Wujud Matahari Tersebut?

Matahari Buatan China
China Uji Coba Nyalakan Matahari Buatan/Xinhua Net and European Space Agency (ESA)

Matahari buatan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan reaktor fusi nuklir yang dapat menghasilkan panas dan listrik dalam skala besar. Fusi nuklir adalah proses penggabungan inti atom menjadi satu, yang menghasilkan energi yang sangat besar.

Negara-negara maju sedang berlomba menciptakan ‘matahari buatan’ melalui teknologi fusi nuklir guna menciptakan sumber energi tak terbatas. Cara kerja fusi ini diusahakan manusia melalui pembuatan tokamak, yakni ruangan berbentuk seperti donat dengan cincin magnet besar untuk mengendalikan plasma sangat panas dan menggerakkan partikel bermuatan agar dapat bergabung pada suhu yang amat tinggi.

Inovasi ini, sering disebut sebagai ‘Matahari buatan’, menjanjikan sumber energi bersih yang bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Beberapa negara yang sedang mengembangkan proyek ‘Matahari buatan’ termasuk dalam rangkuman dari berbagai sumber.

Tujuh negara yang memiliki matahari buatan

1. China

Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) adalah matahari buatan terbesar dan paling maju di dunia. EAST berhasil menghasilkan plasma bersuhu 100 juta derajat Celcius dan tekanan 100 juta atmosfer selama 1.056 detik pada Mei 2021.

Perangkat Tokamak berada di Hefei Institute of Physical Science of Chinese Academy of Sciences. Eksperimen di EAST (Experimental Advanced Superconducting Tokamak) merupakan bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), sebuah proyek ilmiah global besar yang menjadi yang kedua setelah Stasiun Luar Angkasa Internasional. Proyek ini merupakan kolaborasi antara China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.

2. Jepang

JT-60SA adalah matahari buatan yang sedang dibangun di Jepang. JT-60SA dirancang untuk menghasilkan plasma bersuhu 150 juta derajat Celcius dan tekanan 500 juta atmosfer.

3. Korea Selatan

KSTAR adalah matahari buatan yang sedang dibangun di Korea Selatan. KSTAR dirancang untuk menghasilkan plasma bersuhu 150 juta derajat Celcius dan tekanan 100 juta atmosfer.

4. Amerika Serikat

National Ignition Facility (NIF) adalah matahari buatan yang digunakan untuk penelitian fusi nuklir. NIF menggunakan laser untuk menghasilkan plasma bersuhu 100 juta derajat Celcius dan tekanan 500 juta atmosfer.

5. Prancis

Tore Supra adalah matahari buatan yang sedang dibangun di Prancis. Tore Supra dirancang untuk menghasilkan plasma bersuhu 150 juta derajat Celcius dan tekanan 500 juta atmosfer.

6. Inggris

Joint European Torus (JET) adalah matahari buatan yang digunakan untuk penelitian fusi nuklir. JET menggunakan magnet untuk menghasilkan plasma bersuhu 150 juta derajat Celcius dan tekanan 500 juta atmosfer.

7. India

India memiliki potensi menjadi kekuatan tersembunyi dalam pengembangan teknologi reaktor fusi, terutama karena perannya yang signifikan di ITER. Para ilmuwan dari Institute of Plasma Research di Ahmedabad memimpin dalam produksi komponen krusial ITER seperti pelindung dinding, sistem pendingin air, dan teknologi kriogenik.

Tidak hanya itu, infrastruktur yang mendukung peralatan inti reaktor, seperti ruang hampa udara untuk mendinginkan plasma, dikonstruksi oleh perusahaan India, Larsen & Toubro.

Sejak menciptakan tokamak pertamanya, yang dinamai Aditya pada tahun 1980-an, India telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam penelitian fusi. Mereka berhasil mengoperasikan Steady State Superconducting Tokamak (SST) canggih yang mengatasi kendala yang biasa ditemui pada tokamak konvensional, yang sering kali memiliki masalah dalam mempertahankan panas plasma secara konsisten.

Seperti Apa Wujud Matahari Buatan?

Secara umum, matahari buatan memiliki wujud yang mirip dengan reaktor nuklir konvensional. Namun, matahari buatan memiliki beberapa perbedaan penting, yaitu:

  • Matahari buatan menggunakan plasma sebagai bahan bakar, bukan bahan bakar padat seperti uranium atau plutonium.
  • Matahari buatan menggunakan medan magnet untuk mengendalikan plasma, bukan grafit atau air dingin.
  • Matahari buatan menghasilkan panas dan listrik melalui reaksi fusi nuklir, bukan reaksi fisi nuklir.

Matahari buatan memiliki potensi untuk menjadi sumber energi yang bersih dan aman. Namun, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, dan masih belum jelas kapan matahari buatan akan dapat digunakan secara komersial.